Jalan-jalan ke dieng
ini pengalamanku ke dieng wonosobo. aku dan keluarga berangkat pakai mobil pribadi di bulan agustus 2018, bertepatan saat libur di hari jumat, sabtu, dan minggu. saya berangkat di hari jumat sekitar jam 11.00 siang dari cikampek. saya pakai rute menggunakan jalur tengah: Tol Cikampek → Tol Cipali (Cipali-Palimanan) → Pintu Keluar di Tol Pejagan → Prupuk → Bumiayu → Ajibarang → Purwokerto → Purbalingga → Banjarnegara → Wonosobo → Dieng Plateau. Kurang lebih perjalanan 9-10 jam bila kondisinya lancar.
Aku berangkat ke dieng tidak direncanakan jauh-jauh hari, tapi karena melihat ada hari libur yang cukup lumayan langsunglah bikin rencana dadakan. saat hari kamis, Aku mempersiapkan semua kebutuhan untuk disana: dari pakaian ganti, selimut, jaket tebal, sarung tangan, kaos kaki, perlengkapan mandi, perlengkapan ibadah, makanan(cemilan, minuman jangan sampe ketinggalan), obat-obatan. usahakan membawa jaket yang sangat tebal karena cuaca saat aku disana dingin sekali suhunya mencapai 10 derajat. Saat hari kamis ingin menyewa tempat penginapan secara online ternyata sudah penuh di booking tak ada satu pun penginapan lagi yang ada. Tapi, tak apalah bisa saja di diengnya masih ada tempat penginapan yang kosong akhirnya jadilah berangkat walaupun belum booking tempat penginapan.
walaupun aku sudah tahu rutenya tapi belum terlalu tahu tracknya, aku menggunakan bantuan aplikasi waze dan google map untuk membantu perjalanan ku(sangat membantu sekali). Tapi, sebelum kalian menggunakan aplikasi cobalah untuk mencari tahu dulu rutenya. karena aplikasi itu mencari jalur tercepat atau bisa dibilang tidak terkena macet, tapi aplikasi itu bisa saja mengarahkan ke tempat yang sepi ataupun ke daerah yang belum banyak perumahannya. khususnya untuk orang perjalanan malam kan serem juga....kalo diarahkan ke tempat yang belum ada perumahannya atau masih jarang.
saya berangkat dari jam 11.00 ke Tol Cikampek mengambil jalur ke Tol Cipali keluar di Tol Pejagan kurang lebih jam 14.30 lanjut ke Prupuk, Bumiayu, Ajibarang, Purwokerto, Purbalingga istirahat dulu mencari tempat ibadah (mesjid) sekalian melaksanakan sholat di jama' dzuhur dan ashar. Sebelum ke mesjid aku melihat sepanjang jalan banyak penjual dagang nanas madu, berhenti sejenak sekalian membeli(nanas di purbalingga banyak sekali) karena sepanjang jalan di purbalingga banyak tanaman nanas madu maka tak heran banyak sekali penjual nanas madu. sekalian aku menanyakan dari purbalingga ke dieng berapa lama lagi ya. Pedagang menjawab kurang lebih 2 jam lagi. Baiklah beristirahat sejenak untuk menghilangkan lelah juga dan mengisi perut yang sudah minta makan.
Setelah ibadah, makan, dan istirahat saya melanjutkan perjalanan jam 17.00 melanjutkan ke banjarnegara, wonosobo ketika di wonosobo saya berhenti sejenak di alun-alun wonosobo untuk berfoto dulu dan mencari makanan khas wonosobo yaitu mie ongklok saat menemukan penjualnya ternyata sudah pada habis, saya kehabisan sudah 3 orang pedagang saya tanyakan sudah pada habis (saya tak bisa merasakan mie ongkloknya) karena saya tiba di wonosobo jam 21.00 malam. Akhirnya aku membeli martabak telor dan wedang jahe untuk menghangatkan tubuh, saat di wonosobo juga udara dingin sudah mulai terasa. jam 22.00 saya melanjutkan ke tempat tujuan akhir yaitu dieng. masuk dari gerbang bawah dieng setiap wisatawan lokal membayar 10.000 rupiah/orang. Lanjut ke atas sampai ke kawasan dieng, jalannya berliku jadi harus berhati-hati jangan terlalu membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi yang sedang-sedang saja.
Aku bertanya kepada penduduk lokal ternyata sudah pada penuh penginapan di dieng. Tapi ada penduduk yang lain bahwa masih ada penginapan yang kosong (tapi bukan khusus vila tapi seperti rumah penduduk setempat yang dijadikan penginapan). aku turun dari mobil bersama kakak ku untuk survei tempat penginapan yang masih kosong, naik motor bersama bapaknya (penjaga penduduk penginapan), setelah melihat-lihat ternyata lumayan agak menurun jalannya dikhawatirkan membawa orangtua takut terpeleset, jadi lebih baik tidak jadi menginap di tempat itu. kata bapaknya diatas kayaknya masih ada penginapan yang kosong, tapi semakin ke atas puncak dieng terasa semakin dingin. Akhirnya aku dan kakak ku memutuskan untuk menanyakan terlebih dahulu kepada orangtua akan lanjut ke atas atau tidak. Tiba-tiba saat masuk mobil dan menyalakan mesin mobil tidak bisa hidup mesinnya, muka semua yang ada dalam mobil pada tegang, hahahaha... pada bingung ini mobil kenapa tiba-tiba bisa mendadak mati.
Ternyata saat di cek sama papah ku kendalanya karna lupa mematikan lampu malam mobil dan mesin mobil keadaannya mati, jadi kemungkinan menguras tenaga dari aki dan akinya pun tekor. pada bingung semua dan berpikir mana ada bengkel udah diatas gunung malam pula, pada muka pucet semua kebingungan mikir jalan nanti pulangnya gimana kalau mesin mobil tidak bisa dinyalakan di derek pake apa juga bingung. akhirnya aku bertanya kepada bapak (penduduk penjaga vila) di daerah sini bengkel mobil paling deket dimana ya. ada tapi lumayan agak jauh dan kalau sekarang tutup bengkelnya juga, paling besok pagi. bapaknya bertanya emangnya kenapa mobilnya mogok ya? aku jawab " iya pak, mobil saya mogok kayaknya akinya tekor dan harus di strum atau dipancing. kata bapaknya yaudah mobil dimundurin aja dulu nanti saya bantu cara untuk perbaiki mobilnya. Dan bapaknya membantu mendorong mobilnya bersama bapak warung yang ada di disitu. akhirnya bapaknya membawa alat untuk memancing aki mobil aku.
Dan akhirnya akinya kembali menyala. papah ku takut akinya tekor lagi jadi semalaman mobil dinyalakan sampai pagi (untungnya bensin mobil full). dan pada akhirnya aku dan keluarga menginap di dalam mobil yang terpakir di depan penginapan (minta ijin dulu ke penjaga penginapannya supaya aku bisa parkir semalaman sampai menjelang pagi dan di ijinkan). aku tidak sampai ke atas bangetnya karena udaranya sudah dingin sekali jika sampai ke atas lagi udaranya bisa tambah dingin sekali. Untungnya di mobil ada bantal dan selimut tebal dan menggunakan jaket, sarung tangan, dan kaos kaki (tubuh menjadi hangat). Bapak penjaga warung meminjamkan aku tungku bara kecil dan selimut tapi aku menolak selimutnya karna sudah bawa selimut sendiri (sepertinya bapaknya melihat wajahku terlihat kedinginan sekali).
Ternyata saat di cek sama papah ku kendalanya karna lupa mematikan lampu malam mobil dan mesin mobil keadaannya mati, jadi kemungkinan menguras tenaga dari aki dan akinya pun tekor. pada bingung semua dan berpikir mana ada bengkel udah diatas gunung malam pula, pada muka pucet semua kebingungan mikir jalan nanti pulangnya gimana kalau mesin mobil tidak bisa dinyalakan di derek pake apa juga bingung. akhirnya aku bertanya kepada bapak (penduduk penjaga vila) di daerah sini bengkel mobil paling deket dimana ya. ada tapi lumayan agak jauh dan kalau sekarang tutup bengkelnya juga, paling besok pagi. bapaknya bertanya emangnya kenapa mobilnya mogok ya? aku jawab " iya pak, mobil saya mogok kayaknya akinya tekor dan harus di strum atau dipancing. kata bapaknya yaudah mobil dimundurin aja dulu nanti saya bantu cara untuk perbaiki mobilnya. Dan bapaknya membantu mendorong mobilnya bersama bapak warung yang ada di disitu. akhirnya bapaknya membawa alat untuk memancing aki mobil aku.
Dan akhirnya akinya kembali menyala. papah ku takut akinya tekor lagi jadi semalaman mobil dinyalakan sampai pagi (untungnya bensin mobil full). dan pada akhirnya aku dan keluarga menginap di dalam mobil yang terpakir di depan penginapan (minta ijin dulu ke penjaga penginapannya supaya aku bisa parkir semalaman sampai menjelang pagi dan di ijinkan). aku tidak sampai ke atas bangetnya karena udaranya sudah dingin sekali jika sampai ke atas lagi udaranya bisa tambah dingin sekali. Untungnya di mobil ada bantal dan selimut tebal dan menggunakan jaket, sarung tangan, dan kaos kaki (tubuh menjadi hangat). Bapak penjaga warung meminjamkan aku tungku bara kecil dan selimut tapi aku menolak selimutnya karna sudah bawa selimut sendiri (sepertinya bapaknya melihat wajahku terlihat kedinginan sekali).
Saat pagi tiba aku bersih bersih-bersih dulu dan minum kopi hangat ditambah pop mie hangat (saking dinginnya, kopi yang begitu panas habis diseduh dituangin air panas baru diangkat dari kompor langsung cepat mendingin lagi) maka dari itu langsung diminum sampai habis agar membuat tubuh menjadi hangat. dan di tempat penjual kopi juga ada tungku bara kecil buat menghangatkan tubuh, dan berbincang dengan wisatawan yang ada disitu (duduk pakai kursi-kursi kecil/jengkok).
Setelah Selesai lanjut ke atas dieng untuk melihat-lihat diatas membawa mobil. Semakin keatas pemandangannya sungguh elok menarik mata ini untuk tidak berkedip dan hati ini selalu mengucap syukur kepada sang pencipta. Begitu indah alam ini, itu baru satu daerah yang ku kunjungi. Bagaimana ku berkeliling daerah2 yang di tempat lain yang sama mempesonanya.
Aku mampir ke candi gatot kaca, candi bima dan masih banyak lagi. Aku tak sempat ke area yang memang terkenal di dieng, karena aku membawa orangtua yang sudah tak mampu untuk berjalan kaki jauh-jauh. Jadi kurelakan dengan ikhlas, siapa tau aku bisa kembali lagi dan mengunjungi tempat yang belum sempat ku kunjungi.
Akhirnya aku turun dan langsung turun untuk mengambil perjalanan pulang ke rumah. Mengambil rute yang berbeda
Wonosobo→comal→pekalongan→pemalang→tegal→brebes→ jalan pantura →cikampek.
Saat di pekalongan mampir dulu buat beli baju batik khas pekalongan. Perjalanan dari cikampek sampai ke wonosobo , dan sekaligus pulangnya menghabiskan biaya bensin + tol kurang lebih 1,2 juta. Saya jalan pakai mobil yang bisa dibilang cukup irit untuk pemakaian bensin.
Dan aku sangat berterima kasih sekali kepada bapak penduduk penjaga vila dan bapak warung disitu, kalau gak ada kalian betapa bingungnya aku bisa menyalakan mobil aku lagi. (aku percaya masih banyak orang baik di dunia ini yang mau membantu sesama).
Makasih udah mampir dan baca pengalaman aku, semoga bermanfaat.
Selamat membaca lagi ditulisanku yang lain,,,,
Komentar
Posting Komentar